Halaman

Sabtu, 08 Agustus 2009

Rendra Tak Pernah Mati


ketika, orde baru mencengkram, menancapkan kuku, dengan taring-taring tajam, memangsa kata-kata dan tindak-tanduk kritikus dengan hantu subversif, kau berdiri dengan lantang dengan satu kata bermakna setajam pedang, mematikan seperti peluru....LAWAN!!!...

bui sempit, bau pesing menyengat, ketika penjara menjadi tempat nyaman buang air, kau nikmati, setelah kata-katamu menghantam tirani kepala batu yang tak mau terima koreksi, saat pembangunan membawa rakyat menuju gerbang derita ....

suaramu begitu nyaring terdengar, meski ketika itu cicak putih selalu menguntitmu, siap menyebar kabar buruk kepada kroni-kroni tentang ”perangai buruk sang subversif”... saat banyak suara terbelengu derap sepatu lars, nyalimu tak pernah surut...

kini, kau adalah bagian dari para pendobrak, yang megajarkan kata bermakna ”lawan” untuk semua penyelewengan atas kebangkrutan moral para penindas... kau wariskan kejujuran pikir dan aksi atas semua perselingkuhan itu...

sekarang jalanmu semakin panjang, meski tak mungkin lagi terlihat dengan mata telanjang...semoga Allah melapangkan langkahmu mencapai surga yang kekal abadi...semoga Allah ridho menerima amal baikmu, mengampuni dosa-dosa yang tercecer ....

kami di sini, yang masih mendapatkan bonus kehidupan, mudah-mudahan jadi bagian kecil, dari rombongan debu yang bercita-cita mencapai fitrah hidup yang hakiki ...

Oleh: Dedy Rahmat

goresan digital untuk H.W.S. Rendra

(sumber gambar: geocities.com)

2 komentar:

صبي مُضَحِّك mengatakan...

Muantab tenan! nice post bro

sanur mengatakan...

rendra, "sajakku famplet masa darurat/apalan artinya renda renda kesenian/ bila terpisah dari derita lingkungan/apalah artinya berfikir/ bila terpisah dari masalah kehidupan/ kepadamu aku bertanya ?/"

selamat jalam willy, i love you full

Peta Visitor