dulu, terbiasa waspada, karena musuh ada di mana-mana … dor…dor…dor…bum!... sesekali dentuman senjata terdengar … ketika mereka lupa, bahwa istri dan kekasih setia … menunggu di desa nun jauh di sana … ketika mereka lupa, bahwa mereka lapar dan haus
karena, saat suara senjata menyalak-nyalak … hanya satu yang mereka ingat, kalahkan musuh! hingga mereka dapat kabarkan … pada teman-teman di kampung, “kita sudah merdeka bung”… ketika itu, Allah memang bersama orang-orang yang berani
dulu, banyak bayi lahir di
darah yang terbuang, membasahi ribuan desa dan
tak terasa, kabar baik itu bertahan hingga kini … hingga anak cucu dapat bebas menikmati jerih payah … mereka yang memonopoli senjata itu
namun, kami sekarang malu tiada terkira … karena mengisi pembangunan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme di mana-mana … padahal, dulu sang penenteng senjata tidak pernah mengajarkan itu … yang mereka ajarkan, hanya satu …jadilah kaum militan yang jujur … yang sama-sama bekerja keras tuk raih pembebasan negeri
karena itu, kami ingin sampaikan terima kasih … untuk para penenteng senjata yang polos itu … sekaligus kami memohon maaf yang tak terhingga … karena kami telah menodai perjuanganmu … dengan pekerjaan sia-sia ketika pembangunan dan politik
semoga Allah segera menerpa jiwa kita … dengan ruh-ruh para penenteng senjata itu
Oleh: Dedy Rahmat
Goresan Pena untuk Hari Kemerdekaan
1 komentar:
MERDEKA!!!Nenk setuju ma bpk!!saat ini kita bisa hidup enak karena perjuangan Sang Penenteng Senjata,,mereka susah payah memeprjuangkan kemerdekaan bangsa untuk anak cucunya.tapi sekarang kita hanya bisa merusak hasil jerih payah mereka,,,saat ini kita masih dijajah,,dijajah oleh kemiskinan dan keserakahan orang2 yang tidak memiliki hati nurani,,,kata MERDEKA digaungkan dimana-mana,,,tapi nun jauh disana masih banyak orang2 yang harus berjuang demi memperthankan hidupnya,,,semoga suatu saat nanti kemerdekaan yang sesungguhnya dapat terwujud.
Posting Komentar